Cegah Covid 19, Darul A’mal Tunda Haul dan Khataman Alfiyyah

Pondok Pesantren Darul A’mal Metro Lampung rencananya akan menggelar pengajian akbar dalam rangka Haul Pendiri Pesantren, KH. Khusnan Musthofa Ghufron dan Nyai Hj. Siti Muntamah serta Takhtiman Kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Acara yang dijadwalkan tanggal 22 Maret 2020 itu akhirnya ditunda pelaksanaanya, hal ini dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus Covid 19 yang tengah menjadi pandemi global.

Penundaan itu diputuskan setelah panitia berkonsultasi dengan jajaran masyayikh dan berkoordinasi dengan Kementerian Agama setempat pada selasa 17 Maret 2020. “Pengajian akbar dalam rangka Haul Pendiri PP. Darul A’mal dan Takhtiman Kitab Alfiyyah Ibnu Malik ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan” demikian bunyi surat edaran yang ditanda tangani Ketua Umum Yayasan Darul A’mal Lampung Gus Kodrattulloh Sidiq Khusnan.

Acara ini seyogyanya akan menghadirkan salah satu kyai sepuh NU asal Purworejo Jawa Tengah KH. Achmad Chalwani Nawawi, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, pasti dihadiri oleh puluhan ribu jamaah. Namun karena mengingat masih “mewabahnya covid 19, dan memperhatikan arahan dari berbagai pihak termasuk PBNU maka acara tersebut ditunda.” Kami memegang prinsip para ulama bahwa درء المفاسد مقدم على جلب المصالح mencegah kerusakan harus diutamakan dari pada menarik kebaikan” demikian disampaikan Gus Sodiq.

“Mohon kepada para santri dan alumni yang mengetahui info penundaan ini, menyampaikan kepada yang lain, mengingat sudah banyak undangan yang kita kirimkan ke daerah-daerah” demikian disampaikan oleh panitia pengajian.

Tidak hanya pengajiannya, namun rangkaian kegiatan lainnya berupa Ziarah Wali pun harus ditunda karena mewabahnya covid19 ini. Kita harus bersama-sama melawan corona agar tidak terus menyebar kemana-mana. Sebagaimana diketahui PP. Darul A’mal adalah pesantren terbesar saat ini yang ada di Propinsi Lampung, yang saat ini memdidik santri lebih dari 2.400an yang tersebar diberbagai propinsi di Indonesia, pesantren ini mengelola pendidikan Diniyyah dan juga formal dengan memadukan kurikulum pesantren, Kementerian Agama, dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Taufiqurrohman Hs.

 

Lampiran